Sabtu, 30 Juli 2016

Ayip Rizal

|
Nama Lengkap : Ayip Rizal
Panggilan : Ayip/ Rizal
Tempat, tanggal lahir : Banjarmasin, 15 September 1984
Orang tua : Wagiman (ayah) dan Suci Harwati (Ibu)
Anak ke : 4 dari 5 Bersaudara
Tinggi, berat : 193 cm / 78kg
Hobi : Jalan-jalan dan nonton
Moto Hidup : Tidak ada kata ‘TIDAK’ kalo mau berusaha, optomis dan selalu  berusaha
 
Karir Ayip Rizal di lapangan voli masih terang benderang. Dia pun ingin terus memimpin Indonesia di event internasional. Tapi, Ayip kini juga berfokus menggapai karir gemilang di kepolisian. Belajar dari anggota pun dilakoninya.

MATAHARI hampir berada tepat di atas kepala. Tapi, wajah Ayip Rizal masih tampak segar, Rabu siang itu (5/11). Sorot matanya juga cukup tajam. Diamatinya dengan saksama berkas di mejanya. Siang itu pria yang akrab disapa Genter tersebut benar-benar terjaga. Genter adalah bahasa Jawa yang berarti galah. Buluh panjang untuk menjolok buah atau semacamnya.
Empat sampai sepuluh tahun lalu, Ayip tidak seperti itu. Ketika ketinggian matahari di atas kepala, bakal sulit menemukan Ayip terjaga dengan sorot mata begitu tajam.
Masa-masa itu, pada jam tersebut, pria 29 tahun itu lebih banyak menggunakan waktunya untuk rebahan di tempat tidur. Bahkan, matanya sering terpejam dengan hanya mengenakan kaus dan celana kolor. ’’Itu salah satu perbedaan mencolok kehidupan saya sekarang setelah menjadi polisi,’’ katanya.
Sejak 2010, Ayip memang bergabung di kepolisian. Pangkatnya saat ini inspektur polisi satu (iptu). Pria kelahiran Banjarmasin tersebut kini berdinas di Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Timur.
Dengan status perwira polisi, kini Ayip memang harus selalu terjaga saat siang lantaran harus berdinas. Tentu saja, dia harus berpakaian resmi layaknya polisi pada umumnya.
Jauh sebelum menjadi polisi, Ayip lebih lekat dengan dunia bola voli. Bahkan, sampai saat ini, suami Elsa Permata Sakti itu tidak bisa lepas dari voli. Sampai saat ini, Ayip masih tercatat sebagai kapten tim nasional (timnas) voli Indonesia. Namanya juga masih menjadi kandidat kuat daftar pemain timnas untuk proyeksi SEA Games 2015 di Singapura.
 
Di lapangan voli, prestasi Ayip juga sangat mengilap. Bersama Surabaya Samator, pemain bertinggi 193 cm tersebut pernah mencicipi dua kali podium juara. Ayip juga dua kali mengantarkan Indonesia merebut medali emas SEA Games pada 2007 dan 2009.
Ayip juga pernah dinobatkan sebagai pemain voli terbaik Asia Tenggara pada 2009. Prestasi gemilangnya itu membuatnya pernah dikontrak salah satu klub Vietnam. ’’Saat ini saya juga masih mendapat tawaran dari klub Turki dan Thailand. Tentu bayarannya sangat menggiurkan. Tapi, saya memutuskan tetap di sini,’’ ungkapnya.
Pebola voli yang bermain di posisi all round itu sadar bahwa dirinya tidak bisa meninggalkan voli. Apalagi saat ini karirnya masih bersinar terang. Kendati begitu, Ayip saat ini juga ingin berfokus mengejar karir di dunia lain, dunia yang sudah diputuskan menjadi kehidupan keduanya: polisi. Apalagi, sejak bergabung dengan polisi, Ayip belum sekalipun menduduki kursi penting di kepolisian. Baik di tingkat kepolisian sektor (polsek) atau kepolisian resor (polres) sesuai dengan pangkatnya.
Selepas lulus pendidikan sekolah perwira (sepa) pada 2010, Ayip ditugaskan sebagai perwira pertama (pama) di bagian SDM Mabes Polri. Terhitung mulai Agustus 2014, penghobi nonton tersebut juga hanya ditempatkan sebagai pama di Ditlantas Polda Jawa Timur.
Ayip memang tidak bisa menolak posisi tersebut. Sebab, itu merupakan keputusan pimpinan. ’’Tapi, sebagai polisi, tentu saya ingin berkarir sebaik-baiknya di sini (polisi). Artinya, saya ingin mendapat kepercayaan memegang jabatan dalam kepolisian,’’ ujarnya.
Untuk mendapat kepercayaan tersebut, Ayip pun mulai mengurangi intensitasnya di voli. Karena itu, dia menampik tawaran dari klub luar negeri. Kendati begitu, tidak berarti Ayip mundur dari pentas bola voli. Dia memang masih ingin tampil di Proliga tahun depan dan membela Merah Putih di SEA Games 2015.
’’Mungkin Proliga dan SEA Games tahun depan menjadi penampilan terakhir. Setelah itu, saya ingin dekat dengan voli dari balik lapangan dan tentu saja mengejar karir di kepolisian,’’ paparnya.
Demi karir cemerlang di kepolisian, bukan sekadar intensitas di voli yang dikurangi, Ayip kini juga tekun belajar segala hal tentang kepolisian. Belajar berbagai hal yang berkaitan dengan masyarakat. ’’Sudah empat tahun saya jadi polisi. Tapi, bagi saya, ini dunia baru. Karena itu, saya berusaha terus belajar,’’ ungkapnya.
 

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2010 LA TAHZAN

Template N2y Shadow By Nano Yulianto