Nama Lengkap : Ayip Rizal
Panggilan : Ayip/ Rizal
Tempat, tanggal lahir : Banjarmasin, 15 September 1984
Orang tua : Wagiman (ayah) dan Suci Harwati (Ibu)
Anak ke : 4 dari 5 Bersaudara
Tinggi, berat : 193 cm / 78kg
Hobi : Jalan-jalan dan nonton
Moto Hidup : Tidak ada kata ‘TIDAK’ kalo mau berusaha, optomis dan selalu berusaha
Panggilan : Ayip/ Rizal
Tempat, tanggal lahir : Banjarmasin, 15 September 1984
Orang tua : Wagiman (ayah) dan Suci Harwati (Ibu)
Anak ke : 4 dari 5 Bersaudara
Tinggi, berat : 193 cm / 78kg
Hobi : Jalan-jalan dan nonton
Moto Hidup : Tidak ada kata ‘TIDAK’ kalo mau berusaha, optomis dan selalu berusaha
Karir Ayip Rizal di lapangan voli masih
terang benderang. Dia pun ingin terus memimpin Indonesia di event
internasional. Tapi, Ayip kini juga berfokus menggapai karir gemilang di
kepolisian. Belajar dari anggota pun dilakoninya.
MATAHARI hampir berada
tepat di atas kepala. Tapi, wajah Ayip Rizal masih tampak segar, Rabu
siang itu (5/11). Sorot matanya juga cukup tajam. Diamatinya dengan
saksama berkas di mejanya. Siang itu pria yang akrab disapa Genter
tersebut benar-benar terjaga. Genter adalah bahasa Jawa yang berarti galah. Buluh panjang untuk menjolok buah atau semacamnya.
Empat sampai sepuluh tahun lalu, Ayip
tidak seperti itu. Ketika ketinggian matahari di atas kepala, bakal
sulit menemukan Ayip terjaga dengan sorot mata begitu tajam.
Masa-masa itu, pada jam tersebut, pria 29
tahun itu lebih banyak menggunakan waktunya untuk rebahan di tempat
tidur. Bahkan, matanya sering terpejam dengan hanya mengenakan kaus dan
celana kolor. ’’Itu salah satu perbedaan mencolok kehidupan saya
sekarang setelah menjadi polisi,’’ katanya.
Sejak 2010, Ayip memang bergabung di
kepolisian. Pangkatnya saat ini inspektur polisi satu (iptu). Pria
kelahiran Banjarmasin tersebut kini berdinas di Direktorat Lalu Lintas
(Ditlantas) Polda Jawa Timur.
Dengan status perwira polisi, kini Ayip
memang harus selalu terjaga saat siang lantaran harus berdinas. Tentu
saja, dia harus berpakaian resmi layaknya polisi pada umumnya.
Jauh sebelum menjadi polisi, Ayip lebih
lekat dengan dunia bola voli. Bahkan, sampai saat ini, suami Elsa
Permata Sakti itu tidak bisa lepas dari voli. Sampai saat ini, Ayip
masih tercatat sebagai kapten tim nasional (timnas) voli Indonesia.
Namanya juga masih menjadi kandidat kuat daftar pemain timnas untuk
proyeksi SEA Games 2015 di Singapura.
Di lapangan voli, prestasi Ayip juga
sangat mengilap. Bersama Surabaya Samator, pemain bertinggi 193 cm
tersebut pernah mencicipi dua kali podium juara. Ayip juga dua kali
mengantarkan Indonesia merebut medali emas SEA Games pada 2007 dan 2009.
Ayip juga pernah dinobatkan sebagai pemain
voli terbaik Asia Tenggara pada 2009. Prestasi gemilangnya itu
membuatnya pernah dikontrak salah satu klub Vietnam. ’’Saat ini saya
juga masih mendapat tawaran dari klub Turki dan Thailand. Tentu
bayarannya sangat menggiurkan. Tapi, saya memutuskan tetap di sini,’’
ungkapnya.
Pebola voli yang bermain di posisi all round itu
sadar bahwa dirinya tidak bisa meninggalkan voli. Apalagi saat ini
karirnya masih bersinar terang. Kendati begitu, Ayip saat ini juga ingin
berfokus mengejar karir di dunia lain, dunia yang sudah diputuskan
menjadi kehidupan keduanya: polisi. Apalagi, sejak bergabung dengan
polisi, Ayip belum sekalipun menduduki kursi penting di kepolisian. Baik
di tingkat kepolisian sektor (polsek) atau kepolisian resor (polres)
sesuai dengan pangkatnya.
Selepas lulus pendidikan sekolah perwira
(sepa) pada 2010, Ayip ditugaskan sebagai perwira pertama (pama) di
bagian SDM Mabes Polri. Terhitung mulai Agustus 2014, penghobi nonton
tersebut juga hanya ditempatkan sebagai pama di Ditlantas Polda Jawa
Timur.
Ayip memang tidak bisa menolak posisi
tersebut. Sebab, itu merupakan keputusan pimpinan. ’’Tapi, sebagai
polisi, tentu saya ingin berkarir sebaik-baiknya di sini (polisi).
Artinya, saya ingin mendapat kepercayaan memegang jabatan dalam
kepolisian,’’ ujarnya.
Untuk mendapat kepercayaan tersebut, Ayip
pun mulai mengurangi intensitasnya di voli. Karena itu, dia menampik
tawaran dari klub luar negeri. Kendati begitu, tidak berarti Ayip mundur
dari pentas bola voli. Dia memang masih ingin tampil di Proliga tahun
depan dan membela Merah Putih di SEA Games 2015.
’’Mungkin Proliga dan SEA Games tahun
depan menjadi penampilan terakhir. Setelah itu, saya ingin dekat dengan
voli dari balik lapangan dan tentu saja mengejar karir di kepolisian,’’
paparnya.
Demi karir cemerlang di kepolisian, bukan
sekadar intensitas di voli yang dikurangi, Ayip kini juga tekun belajar
segala hal tentang kepolisian. Belajar berbagai hal yang berkaitan
dengan masyarakat. ’’Sudah empat tahun saya jadi polisi. Tapi, bagi
saya, ini dunia baru. Karena itu, saya berusaha terus belajar,’’
ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar