1. Merokok Mengurangi Resiko Parkinson
Banyak bukti yang
menunjukkan bahwa merokok melawan penyakit Parkinson. Sebuah penelitian
terbaru menambah kuat bukti sebelumnya yang melaporkan bahwa merokok
dapat melindungi manusia dari penyakit Parkinson. Secara khusus,
penelitian baru tersebut menunjukkan hubungan temporal antara kebiasaan
merokok dan berkurangnya risiko penyakit Parkinson. Artinya, efek
perlindungan terhadap Parkinson berkurang setelah perokok menghentikan
kebiasaan merokoknya. [2]
Studi lain mengenai pengaruh positif
merokok terhadap Parkinson Desease (PD) adalah sebuah penelitian
terhadap 113 pasangan kembar laki-laki. Tim peneliti yang dipimpin oleh
Dr Tanner terus melihat perbedaan yang signifikan ketika dosis dihitung
sampai 10 atau 20 tahun sebelum diagnosis. Mereka menyimpulkan bahwa
temuan ini menyangkal pernyataan bahwa orang yang merokok cenderung
memiliki PD. [3] Masih banyak penelitian yang lainnya mengenai kebiasaan
merokok yang berguna melawan Parkinson. [4]
2. Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari serangan jantung dan stroke
Penelitian besar menunjukkan manfaat lain merokok, yakni manfaat
terhadap restenosis atau penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan
aliran darah menjadi terbatas, seperti pembuluh darah ke jantung
(cardiovaskular disease) atau ke otak (stroke) Perokok memiliki
kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan penyembuhan yang
lebih cepat. [5]
Penelitian lain menyebutkan krbon mnoksida dapat
mengurangi serangan jantung dan stroke. Karbon monoksida merupakan
produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah laporan menunjukkan tingkat
sangat rendah dari karbon monoksida dapat membantu para korban serangan
jantung dan stroke. Karbon monoksida menghambat pembekuan darah,
sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri. Para peneliti
memfokuskan pada kemiripan yang dekat antara karbon monoksida dengan
oksida nitrat yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan mencegah
penumpukan sel darah putih. Baru-baru ini oksida nitrat telah
ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung
fisiologis terpenting kedua secara internal. Oleh karena itu tidak akan
mengherankan kalau karbon monoksida secara paradoks dapat menyelamatkan
paru-paru dari cedera akibat penyumbatan pembuluh darah ke jantung
(cardiovascular blockage).[6]
3. Merokok mengurangi resiko penyakit susut gusi yang parah
Dulu disebutkan bahwa tembakau adalah akar semua permasalahan penyakit
gigi dan mulut. Padahal sebuah studi menunjukkan bahwa sebenarnya
perokok berisiko lebih rendah terhadap penyakit gusi. [7]
4. Merokok mencegah asma dan penyakit karena alergi lainnya
Sebuah studi dari dua generasi penduduk Swedia menunjukkan dalam
analisis multi variasi, beberapa anak dari para ibu yang merokok
sedikitnya 15 batang sehari cenderung memiliki peluang yang lebih rendah
untuk menderita alergi rhino-conjunctivitis, asma alergi, eksim atopik
dan alergi makanan, dibandingkan dengan anak-anak dari para ibu yang
tidak pernah merokok. Anak-anak dari ayah yang merokok sedikitnya 15
batang rokok sehari memiliki kecenderungan yang sama. [8]
5. Nikotin membunuh kuman penyebab tuberculosis (TBC)
Suatu hari Nikotin mungkin menjadi alternatif yang mengejutkan sebagai
obat TBC yang susah diobati, kata seorang peneliti dari University of
Central Florida (UCF). Senyawa ini menghentikan pertumbuhan kuman TBC
dalam sebuah tes laboratorium, bahkan bila digunakan dalam jumlah kecil
saja, kata Saleh Naser, seorang profesor mikrobiologi dan biologi
molekuler di UCF. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa nikotin adalah zat
yang menyebabkan orang menjadi kecanduan rokok. [9]
6. Merokok mencegah kanker kulit yang langka
Seorang peneliti pada National Cancer Institute berpendapat bahwa
merokok dapat mencegah pengembangan kanker kulit yang menimpa terutama
orang tua di Mediterania wilayah Italia Selatan, Yunani dan Israel.
Bukan berarti merokok disarankan untuk populasi itu, kata Dr James
Goedert, namun yang penting adalah merokok tembakau dapat membantu untuk
mencegah kanker yang langka bentuk. Dan ini adalah sebuah pengakuan
dari peneliti di National Cancer Institute bahwa ada manfaat dari rokok.
[10]
7. Merokok mengurangi resiko terkena kanker payudara
Sebuah penelitian baru dalam jurnal dari National Cancer Institute (20
Mei 1998) melaporkan bahwa pembawa mutasi gen tertentu (yang cenderung
sebagai pembawa kanker payudara), yang merokok selama lebih dari 4 pak
tahun (yaitu, jumlah pak per hari dikalikan dengan jumlah lamanya tahun
merokok) menurut statistik ternyata mengalami penurunan signifikan
sebesar 54 persen dalam insiden kanker payudara bila dibandingkan dengan
pembawa yang tidak pernah merokok. Salah satu kekuatan dari penelitian
ini adalah bahwa penurunan insiden melebihi ambang 50 persen. [11]
8. Nitrat Oksida dalam nikotin mengurangi radang usus besar
Nikotin mengurangi aktivitas otot melingkar, terutama melalui pelepasan
nitrat oksida, dalam kasus ulcerative colitis (UC) atau radang usus.
Temuan ini dapat menjelaskan beberapa terapi manfaat dari nikotin (dan
merokok) terhadap UC dan dapat menjelaskan mengenai disfungsi penggerak
kolon pada penyakit aktif. [12]
9. Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down Syndrome
Sebuah penelitian mengenai pengaruh rangsangan nikotin-agonis dengan 5
mg jaringan kulit implan, dibandingkan dengan plasebo (obat kontrol),
pada kinerja kognitif pada lima orang dewasa dengan gangguan. Perbaikan
kemungkinan berhubungan dengan perhatian dan pengolahan informasi yang
terlihat pada pasien Down Syndrom dibandingkan dengan kontrol
kesehatannya. [13]
Down syndrome adalah penyakit yang disebabkan
adanya kelainan pada kromosom 21 pada pita q22 gen SLC5A3, yang dapat
dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang
berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini
pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. [14]
10. Merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori
Konsentrasi urin cotinine (tembakau yang bermetabolis di dalam tubuh)
mengkonfirmasi berkurangnya risiko Preeklamsia dengan paparan tembakau
Eksposur. Preeklamsia adalah kondisi medis di mana hipertensi muncul
dalam kehamilan (kehamilan dengan hipertensi) yang bekerjasama dengan
sejumlah besar protein dalam urin. Studi ini, meskipun kecil,
menunjukkan salah satu manfaat dari merokok selama kehamilan. "Temuan
ini, diperoleh dengan menggunakan uji laboratorium, mengkonfirmasi
penurunan risiko preeklamsia berkembang dengan paparan tembakau (Am J
Obstet Gynecol 1999;. 181:1192-6.) [15]
0 komentar:
Posting Komentar