1. Santoso disergap saat mandi
Satgas Tinombala yang melakukan patroli
akhirnya menemukan jejak terakhir keberadaan teroris Santoso di sebuah
sungai di tengah hutan Gunung Biru. Sebelum tewas tertembak, Santoso
diketahui sedang mandi di tempat tersebut.
2.
Mochtar tewas dengan kepala pecah
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan satu korban tewas
akibat baku tembak antara kelompok mujahidin MIT dengan satuan tugas
operasi Tinombala di wilayah pegunungan desa Tambarana, selain Santoso
dipastikan Mochtar alias Kahar.
3.
Ali Kalora diduga kuat sebagai penerus Santoso
Meski pentolan MIT tersebut tewas
tertembak, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menilai operasi perburuan
teroris akan terus berlanjut. Sebab selain Santoso, ada kelompok teroris
di bawah kepemimpinan Ali Kalora alias Ali Ahmad yang juga harus
diwaspadai.
4.
Sepak terjang tangan kanan Santoso yang lolos saat baku tembak
Merdeka.com - Tangan kanan Santoso, Basri berhasil
kabur saat baku tembak antara Satgas Tinombala dengan kelompok MIT.
Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi pernah punya pengalaman
menangkap Basri. Menurut dia, Basri ditangkap dan dimasukkan ke penjara
pada tahun 2007 lalu.
"Basri ini pernah saya tangkap ketika saya menjadi Kapolres di Poso dan sedang menjalani hukuman. Sisa hukuman satu tahun lagi, dia melarikan diri dari Lapas di Ampana atas kasus terorisme," ungkap Rudy usai mengikuti acara pengarahan Presiden kepada seluruh Kapolda dan Kajati Tahun 2016 di Istana Negara, Selasa (19/7).
Rudy menjelaskan, DPO terakhir berjumlah 21 orang sebelum aksi baku tembak di wilayah pegunungan desa Tambarana, Pesisir Utara Poso, Senin (18/7) petang kemarin. 21 Orang ini terpecah dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang dipimpin Ali Kalora dengan jumlah anggota 14 orang dan kelompok yang dipimpin Santoso dan Basri beranggotakan lima orang.
"Basri ini pernah saya tangkap ketika saya menjadi Kapolres di Poso dan sedang menjalani hukuman. Sisa hukuman satu tahun lagi, dia melarikan diri dari Lapas di Ampana atas kasus terorisme," ungkap Rudy usai mengikuti acara pengarahan Presiden kepada seluruh Kapolda dan Kajati Tahun 2016 di Istana Negara, Selasa (19/7).
Rudy menjelaskan, DPO terakhir berjumlah 21 orang sebelum aksi baku tembak di wilayah pegunungan desa Tambarana, Pesisir Utara Poso, Senin (18/7) petang kemarin. 21 Orang ini terpecah dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang dipimpin Ali Kalora dengan jumlah anggota 14 orang dan kelompok yang dipimpin Santoso dan Basri beranggotakan lima orang.
0 komentar:
Posting Komentar